Minggu, 14 September 2008

Sejarah XII SMT 1 bab3

1. Pembrontakan PKI Madiun
Hasil perundingan Rcnvillc yang merugikan Indonesia berakibat jatiihnya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri. Karenaia sebagai pemimpindelegasi Indonesia pada perundingan tersebut dianggap gaga., namun Amir Syarifudin sangatkecewaataskejatuhankabinerny;i sehingga ia menyusun kekuaran untuk menunjukkan sikap and pemerintah RI dengan membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) pada canggal 26 Februari 1948 di kota Solo. FDR terdiri dari Parrai Sosialis, Partai Buruh, PKI dan SOBSI vang mengambil sikap oposisi terhadap (Cabinet Hatta, Tujuan dibentuk FDR. adalah merebut kekuasaan yangsah pemerintah dengan cara agitasi (ancaman), demonsrrasi dan tindakan keras lainnya seperti penculikan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh yang tidak sepflham,
Kekuatan Amir Syarifudin semakin bertambah dengan kedatangan Muso dari Uni Soviet. Muso berusaha menarik simpati rakyat dengan propaganda "anit kolonialisme dan memuji paham komunis di Uni Soviet" dalam rangka mewujudkan ambisinya Muso mcngadu domba kekuatan TNI. Bahkan tanggal 18 September 1948 merebut kota Madiun di Jawa Tirnur dengan memprokJamirkan berdirinya negara "Republik Soviet Indonesia" Peristiwa ini dikenal sebagai pemberontakan PKI Madiun.
Pemerintah RI berrindak cepat dalam menurnpas pemberonrakan ini. Panglima Besar Jenderal Sudirman memerintahkan mengepung kota Madiun, ia memerintahkan Kolonel Gator Subroto 0awa Tengah) dan Kolonel Sungkono 0awa Timur) untuk memimpin operasi penumpasan yang dibantu juga oleh Pasukan Divisi III SilKvangi Jawa Barac. Pada tanggal 30 September 1948 pemberontakan dapat dipadamkan. Muso mati tertcmbak sedang Amir Syarifudin tertangkap dan dihukum mati. Pemberontakan praktis dapat dipadamkan namun bangsa Indonesia masih menghadapi pasukan Bclanda yang berusaha ingin menguasai Indonesia melalui tindakan Agresi Militer II.
a. Sebagai petunjuk Arab dan Alat Pemersatu
Nilai dan norrna sosial berfungsi sebagai pandu setiap warganya dalam menenrukan pilihan terhaclap jabatan dan peranan yang diemban. Hal itu dapat diketahui dari kecenderungan kebutuhan dan harapan akan hal-hal yang perlu mendapat prioritas untuk dipenuhi. Sclain itu, nilai dan norma sosial berfungsi sebagai pemersatu yang dapat mengumpulkan orang banyak dalam kelompok tertentu
b. Sebagai Benteng Perlindungan
Nilai dan norma sosial merupakan temapat perlindungan bagi pencintanya. Secara khusus yang merupakan benteng perlindungan hanyalah nilai-nilai sosial yang kita sebut sebagai nilai-nilai ind. Daya perlindungannya begitu besar sehingga para pencintanya bersedia berjuang mad-matian untuk mempertahankan nilai-nilai ind tersebut.
c. Sebagai Pendorong
Nilai dan norma sosial juga berfungsi sebagai aiat pendorong (motivasi) dan sekaligus menuntun
manusia untuk berbuar baik. Karena ada nilai sosial yang luhur, munculah harapan baik dalam diri
manusia.
Norma dan nilai pada dasarnya akan mengalami petrubahan atau pergeseran sesuai dengan
perubahan tuntutan kebutuhan rnasyarakat berkaitan dengan pengaturan perilaku warga masyarakat
untuk menciptakan tertib sosial. Adapun perubahan sosial tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Perubahan Struktur Pemerintahan
Perubahan struktur pemcrintahan dalam suatu negara sering kali berkelanjutan dengan perubahan sistem nilai dan norma dari pemerintah terdabulu kepada pemerintahan yang baru. Hal ini terjadi terutama apabila figur penguasa tcrdahulu mempunyai visi dan misi yang berbeda dengan figur pemeritahan yang barn
2) Perubahan Tingkat Peradaban
Cepat atau lambat setiap rnasyarakat tentu mengalami perubahan dan perkembangan. Dengan perubahan dan perkembangan ini berubah pula sistem budaya, sistem IPTEK berikut perubahan nilai dan sistem norma.
3) Perkembangan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi senangtiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan itu semata-mata adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja manusia. Konsekuensinya adalah munculnya perubahan-pembahan peraturan perundang-undangan.
4) Penemuan-penemuan Barn
Penemuan baru dapat berupa discover)' maupun invendon. Penemuan baru tersebut yang semakin banyak bermunculan akan melahirkan suatu bentuk penganturan dan perlindungan terhadap penemuan baru tersebut, seperti UU perlinduhgan Hak Cipta
5) Pengaruh Kebudayaan Asing
Dengan meiuasnya pergaulan antar manusia yang melintasi batas-batas negara telah mengakibarkan adanya keinginan-keinginan untuk mengadopsi budaya-budaya asing tertentu ke dalam budaya rnasyarakat, akibatnya sangat memungkinkan terjadinya perubahan nilai dan norma. 12. Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Pemberontakan DI/TII berpusar di Jawa Barat dengan pemimpinnya Sekarmaji Kartosuwiryo. Pemberontakan ini muncul sebagai protes DI/TII terhadap perjanjian Renville antara Indonesia dan Belanda. Sesuai perjanjian Renville pasukan TNI harus hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, namun Kattosuwiryo beserta pasukan Hisbullah dan Sabillah menolak, bahkan tanggal 17 Agusrus 1949 di Tasikrnalaya (fawa Barat) Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dan menyatakan memberontak pada pemerintah RI,
Pemerintah pada mulanya menggunakan jalur diplomas! dalam menyclcsaikan pemberontakan ini, Pemimpin parrai Masyumi yaim Moh. Natsir membujuk Karrosuwiryo agar menghentikan aksinya narnun gagal. Pemcrimah akhirnya bertindak tegas dengan mclakukan operasi militer dengan siasar "pagar betis" yaitu dengan mengikutsertakan rakyat dan TNI untuk mempersempit wilayah basis DI/TII. Kemudian bafu dilaksanakan penumpasan. Dalam operasi pagar betis di Gunung Geber pemberontakan DI/TII dapat didesak dan banyak anggota yang menyerah. Pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasi] ditangkap dan dijatuhi hukuman mad. Operasi ini berhasil berkat Divisi Siliwangi yaitu kompi C Batalyon 328 Kujang II.
DI/TII di Jawa Tengah
1)
2} 3)
Pada tanggal 23 Agustus 1949 di daerah Tegal, Amir Factah memproklamasikan berdkinya
Nil dan menyatakan bergabung dengan Kartosuwiryo. Melalui operasi Guntur 1954
pemerintah berhasil menumpas gerakan Amir Fattah.
Di daerah Kebumen di bawah pimpinan Mohammad Mahfu'ah Abdurahman atau Kyai
Somalangu.
Di daerah Magelang dan Kudus dilakukan olch Batalyon 426 bergabung dengan perusuh-
perusuh Merapi Merbabu Complek (MMC). Berhasil ditumpas melalui operasi Merdeka
Timur oleh Brigade Pragolo pimpinan Letkol. Soeharto pada tahun 1952. Pembersihan sisa-
sisa anggota DI/TII dilakukan oleh pasukan Banteng Raiders sehingga pada tahun 1954
Jawa Tengah bersih dari gerombolan DI/TII.
b. Di daerah Sulawesi Selatan di Bawah Pimpinan Kahar Muzakar
Pada bulan Agustus 1952 mereka melancarkan pemberontakan karena tidak terpenuhi tuntutanya yaitu agar seluruh anggota Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dijadikan tentara APR1S (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Akibatnya Kahar Muzakar membentuk negera Islam Indonesia di Sulawesi Selatan dan menjadi bagian dari DI/TII.
c. DI/TII di Aceh
D1/T11 Aceh dipimpin oleg Daud Bcureuh. Pemberontakan ini muncul karena masalah otonomi daerah. Semula Aceh merupakan provinsi dengan status daerah istimewa dengan gubernur Dauh Beureh. Namun pemerintah RI menurunkan status daerah istimewa Aceh menjadi sebuah karesidenan dalam lingkup provinsi Sumatera Utara. Daud Beureuh kecewa tcrhadap keputusan pemerintah sehingga ia menyatakan mendukung herdirinya Nil Kartosuwiryo dan Aceh menjadi bagianya.
Untuk mengatasi pemberontakan ini, pemerintah menempuh jalur musyawarah yang diprakarsai Kolonel Yasin (Panglima Daerah Militer), Melalui "Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh", pemberontakan DI/TII Aceh dapat diselesaikan dengan damai pada tanggal 17-28 Desember 1962. 13. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
APRA dipimpin oleh kapten Raymond Westetling. Gerakan ini didalangi olch Bclanda dan berkedok kepercayaan rakyat akan datangnya Ratu Adil. Mereka mengajukan tuntutan agar diakui menjadi negara federal. Mereka bermaksud membunuh Menteri Pertahanan dan keamanan yaitu Sri Sulran Hamenkubuwonon IX, namun berkat APRIS pemberontakan di BVandung tersebut dapat digagalkan dan Wcsterling melarikan diri ke Malaya.
Setelah diselidiki ternyata dalang dari pemberontakan APRA adalah Sultan Hamid II, salah seorang menteri negara dalam kabinet RJS. Pada perisdwa tersebut pasukan Westerling telah membunuh perwira menengah yaitu Letkol Lembong 4. Pemberontakan Andi Aziz
Datangnya APRIS dari Jawa ke Makasar untuk rnenyelesaikan masalah KNIL, membuat Kapten Andi Azis dari pasukan KNIL merasa terdesak sehingga pada tanggal 5 April 1950 gerombolan Andi rnenycrang ke markas TNI di Makasar dan menduduki ternpat-tempat penting. Prajurit TNI ditwan termasuk Letkol AJ Mokoginta.
Karena ultimatum pcmerintah tidak diindahkan oleh Andi Azis maka dikirim pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kol.A.E Kawilarang pada tanggal 8 Agustus 1950. Keluarlah kesepekaran antara Mayor Jenderal Schelfelaar dengan Kol.A.E Kawilarang yaitu dihentikannya tembak menembak. Akhirnya Andi Azis tertangkap dan diadili di depart Mahkamah Militer dengan hukuman 15 tahun penjara.
Republik Maluku Selatan(RMS)
Pada tanggal 24 April 1950 Mr.Dr.Chistian Robert Steven Soumokil memproklamsikan berdirinya
RMS. Dalam mencari anggota RMS menggunakan cara teror, mengancam dan menghasut. Jalan
yang ditempuh pemerintah RI yaitu cara damai dan militer hingga RMS rerdesak. Soumokil melarikan
diri ke Belanda
Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau Perjuangan Rakyat Semesta
(PRRI/Permesta)
Beberapa Panglima Militer di Sumetera Barat rnendirikan Dewan Benteng sebagai wujud rasa tidak puas terhadap dana pembangunan di daerah yang dirasa kurang adil Letkol Ahmad Husain mengambil alih kekuasaan pemerintah setempat da pada tanggal 10 februari 1958 mereka memberikan ultima­tum pemerintah agar dalarn waktu 5x24 jam Kabinet Djuanda mundur.
Pada tanggal 12 februari 1958 A.H Nasution membekukan knmando daerah Sumatera di bawah KSAD. Pada tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husein rnemproklamasikan berdirinya PRRI/Permesta dengan perdana menteri Safrudin Prawinegara. Melalui operasi 17 Agustus pemerintah melancarkan operasi militer di Surnatera dan Operasi Sapta Marga untuk daerah Indonesia Timur. gerakan ini didukung oleh pibak asing terbukti dengan tertangkapnya pilot asing yaitu A.L Pope. G.30.S PKI
a. Persiapan Pemberontakan G 30 S /PKI
Seperti kica ketahui bersama bahwa pada masa demokrasi terpimpin PKI telah berhasil mendekati kekuasaan pemedntahan. PKI kemudian memnafaatkan kedekatannya dengan pemerintah (Soekarno) untuk mempengaruhi Presiden Soekarno agar dapat menyingkirkan dan melenyapkan lawan-lawan politiknya.
Peran PKI semakin kokoh setelah Presiden Soekarno menasakomisasi lembaga pemerintah. Untuk mereaJisaikan rencana tersebut PKI melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1) Merumuskan metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) pada tahun 1954.
2) Memanipulasi pidato-pidato kenegaraan
a) Tahun 1960: Jalanya Revolusi Kita (Jarek)
b) Tahun 1961: Revolusi sosialisasi Indonesia PimpinanNasional (Rasopin)
c) Tahun 1962: Tahun Kemenangan (Takem)
d) Tahun 1963: Genta Suara Revolusi Indonesia (Gesuri)
e) , Tahun 1964: Tahu Vivere Pericoloso (Tavip)
f) Tahun 1965:Tahun berdiri diatas kaki sendiri (Takari)
3) Pembentukan Biro khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzaman dengan sasaran urama mengembangkan pengaruh dan ideologi PKi
4) Melaksanakan penyusupan ke jajaran ABR1, organisasi polirik, organisasi massa.
5) Menuntut dibentuknya angkatan V yang terdiri dari buruh dan tani yang diersenjatai.
6) Aksi fitnah terhadap TNI AD yang tidak loyal terhadap pemerintah dengan dokumen Gilchrist (Gilchirst adalah duta besar Inggris di Jakarta) yaitu dokumen yang seolah-olah rnenyebutkan adanya Dewan Jenderal yang bertugas menilal kebijakanaan polirik Presiden Soekarno
7) Melaksanakan LJhan kemiliteran di Lubang Buaya, P^ondok Gede, Jakarta sebagai langkah untuk persiapan merebut kekuasaan
b. Pelaksaaan Pemberontakan PKI
Setelah beberapa kali dilaksanakan rapat dari bulan Agustus hingga September 1965 PKI berhasil menyusun organisasi untuk melancarkan pemberontakan yaitu:
1) Pimpinan gerakan: D.N Aidit
2) Pimpinan pelaksana: Syam Kamaruzaman
3) Pimpinan Militer:
a) Letkol Infateri Untung
b) Kol.Inf.Larif
c) Mayor Udara Suryono
d) Brijend Suparjo
4) Pimpinan sipil: Syam dan Pono
5) Pimpinan Observasi: Bono alias Waluyo
Selanjutnya ditentukan hari dan jam pelaksanaan gerakan yaitu tanggal 30 September 1965 pukul 04.00 akan tctapi hari dan jam pelaksanaan getakan ini diubah menjadi tanggal 1 Oktober 1965 pukul 04.00 dini hari dan gerakan sepakat diberi nama Gerakan 30 September. Kesatuan-kesaman bersenjata yang ikut dalarn Gerakan 30 September dibagi menjadi:
1) Pasukan Pasopati dipimpin oleh Lettu Inf.Dul Arief dengan tugas menculik rujuh perwira
tinggi Angkatan Darat
2) Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi yang bertugas menguasai kota Jakarta
3) Pasukan Gato tkaca di bawah pimpinan Mayor Udara Gathot Soekakrisna befungsi sebagai
pasukan cadangan yang berkedudukan di Lubang Buaya.
Gerakan rniliter pada tanggal 1 Oktober dini hari bertujuan untuk menculik dan membunuh perwira-perwira tinggi Angkatan Darat yaitu: 1) Letjend Ahmad Yani 2} May] end S.Parrnan
3) Mayjend R. Supapto
4) Mayjend M.T Haryono
5) Brijend D.I Panjaitan
6) Brijend Sutoyo Siswomiharjo
Di samping para perwira tinggi tetsebut, kctika menculik A.H Nasution, PKI telah menyebabkan gugurnya Ade Trma Suryani, Lettu, Piere Tendean dan juga Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun. Serelah berhasil menguasai sarana komunikasi yaitu RRI dan kantot telemomunikasi, PKI mengumumkan bahwa Dewan Jenderal akan rnengadakan Coup (penggulingan kekuasaanO terhadap pemerintah
penumpasan Pemberontakan
Panglima Kostrad Mayjenn. Soeharto dalam mengatasi pemberontakan mengambil langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Merebut RRI dan kantor Telkom dipimpin Sarwo Edhi Wibowo
2) Mengadakan operasi penumpasan di basis Gerakan 30 S/PKI di Lanud Halim Perdana Kusurna
3) Menemukan jenazah para jenderal korban PKI
Dalam waktu singkat pemberontakan G 30 S/PKI dapat diredarn oleh kekuatan rakyat dan TNI. Reaksi aras gerakan PKI tersebut pada tanggal 25 Oktober 1965 para mahasiswa mendirikan:
1) KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)
2) KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia)
3) KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia)
Pada tanggal 10 januari 1966 kesatuan aksi tersebut mengajukan tuntutan kepada pemerintah yang dikenal sebagai Tritura: Isi Tritura yaitu:
1) BubarkanPKl
2) Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI
3) Turunkan harga
Dalam pelaksanaan aksi tersebut mahasiswa bernama Arief Rahman Hakim gugur dan diangkat sebagai pahlwanan "Ampera"

Tidak ada komentar: